Rabu, 12 November 2014

Menteri Agama "LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN"



Lukman Hakim Saifuddin



        Lukman Hakim Saifuddin lahir di Jakarta, 25 November 1962, dan sekarang ia berumur 51 tahun adalah Menteri Agama Indonesia yang menjabat sejak 9 Juni 2014 di Kabinet Indonesia Bersatu II dan ia kembali menjadi menteri di Kabinet Kerja sejak 27 Oktober 2014. Ia pernah menjadi anggota DPR RI periode 1999-2004, 2004-2009 dan 2009-2014 dari Partai Persatuan Pembangunan mewakili Jawa Tengah. Ia juga pernah menjabat Wakil Ketua MPR RI periode 2009-2014. Lukman Hakim merupakan tokoh NU dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) 1985-1988. Selanjutnya pada tahun 1988-1999 Lukman berkiprah di Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia NU sebagai Wakil Sekretaris, Kepala Bidang Administrasi Umum, Koordinator Program Kajian dan Penelitian, Koordinator Program Pendidikan dan Pelatihan, hingga menjadi Ketua Badan Pengurus periode 1996-1999.

         Pada 9 Juni 2014, Lukman Hakim resmi dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang mengundurkan diri karena terlibat kasus dugaan korupsi dana haji di Kementerian Agama. Lukman juga merupakan anak dari Menteri Agama ke-9, Saifuddin Zuhri. Ia menikah dengan Trisna Willy dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Naufal Zilal Kemal, Zahira Humaira dan Sabilla Salsabilla.

     Sosok Lukman yang memiliki karakter kuat ini menampilkan citra baru PPP yang waktu itu diidentikkan sebagai partai kaum tua. Keberadaan nya di PPP mulai awal  1990-an menjadi sosok munculnya generasi baru di partai Islam. Dan belakangan ini hampir 80 persen dari kepengurusan PPP tingkat pusat didominasi kaum muda.

       Meski telah menjadi salah satu pimpinan MPR, namun tidak menjadikannya terkurung dalam ritual seremonial yang sunyi dari hiruk pikuk politik. Justru di lembaga yang semula kokoh itu dia merasa mendapat tantangan baru yang tak kalah menarik. MPR hasil modernisasi konstitusi bukan semata berfungsi seremonial, tetapi juga mengemban amanah penting. Yaitu membumikan konstitusi hasil reformasi yang bercirikan prinsip demokrasi, saling mengimbangi dan saling kontrol antar lembaga negara, dan peduli Hak Asasi Manusia (HAM) dalam tatanan kehidupan bangsa.

        Tak jarang, mantan penggiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) periode 2011-2015 ini terdengar cukup nyaring menyuarakan suara-suara kritis terkait berbagai persoalan bangsa yang muncul dalam masyarakat.

         Lukman hakim saifuddin menteri semua agama. Menurut berbagai sumber yang  saya baca,dan saya berpendapat bahwa Lukman bisa disebut sebagai politisi muda PPP yang berbeda dari lainnya. Mengapa? Sosoknya yang cerdas dan modern membawa citra baru dalam tubuh PPP, yang masih diidentikan sebagai partai kaum tua. Sebagai menag pengganti, dia mengemban tugas cukup berat untuk membenahi penyelenggaraan ibadah haji yang tercemar dengan kasus korupsi.

      Koordinator Indonesia Corrupion Watch (ICW) Ade Irawan, berpendapat bahwa Lukman adalah menteri pertama yang mendatangi kantor ICW. Sebab, pihak ICW selektif dalam menerima kunjungan lembaga atau individu. Ade menilai, Lukman penuh kemauan dan benar-benar mendorong perubahan. Menurut saya, Pembawaan Lukman yang supel dan bisa diterima semua kalangan diperoleh sejak menjadi aktivis,karena dari beberapa sumber yang saya baca Selain aktif di Helen Keller International, dia juga pernah bergabung dalam The Irian Jaya Community Eye Care Project, mengikuti pendidikan Community Organizer in Health and Development in Asian Rural Settings di Asian Health Institute Nagoya, Jepang, dan di Curtin University Perth, Australia, serta menjadi anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) periode 2004-2007.

         Saya mengharapkan bahwa Sosok Lukman  mampu menjadi menteri bagi semua umat beragama. Ia pernah berkata bahwa ‘’Prinsipnya, setiap warga negara punya hak yang sama untuk tinggal di kampungnya dan beribadah. Meskipun beda keyakinan, tapi semua dijamin konstitusi negara kita,” kata pria yang pernah menjadi penggiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai manajer proyek di Helen Keller International.kalimat Itu yang mendasari saya yakin bahwa lukman mampu menjadi menteri bagi semua umat beragama.

       Lukman memang dikenal sebagai sosok yang tidak ambisius. Lukman mengaku tak mengejar  jabatan. Dia malah lebih senang kalau ada orang yang lebih pantas melanjutkan tugasnya sebagai Menag  menggantikannya kelak. sikapnya yang tidak ambisius juga membuatnya beda dari yang lain,disaat semua orang berlomba lomba untuk menjadi seorang menteri namun ia dengan suka rela memberikan jabatannya pada orang ang menurutnya lebih pantas melanjutkan tugasnya sebagai Menag.

        Sebagai Menag, Lukman pun sekarang mengaku ingin meneruskan perjuangan ayahnya, menjaga religiusitas dan kerukunan bangsa.  Menurutnya, sebagai anak menteri, Lukman Hakim juga ingin memelihara dan menjaga upaya yang pernah dirintis ayahnya. “Jika memungkinkan, dapat mengembangkannya sesuai dengan zaman yang ada,” paparnya sembari menegaskan bahwa  menjadi Menteri Agama merupakan kehormatan, sekaligus  amanah yang penuh tantangan.

        Saya juga suka dengan kepribadiannya yang sangat mencintai ibunya. Menurutnya, ibu adalah sosok yang sangat luar biasa. Menag mengaku bahwa orang yang pertama kali mengajarkan Al-Quran  adalah ibunya. Demikian juga yang mengajari membaca. “Saya bisa membaca karena ibu. Jadi, ibu adalah sosok yang luar biasa,” terangnya.

      Dan harapan saya kepada menteri agama yang sekarang  yaitu semoga kehidupan beragama di Indonesia tentram dan tidak ada lagi kekerasan dan pendekriditan yang mengatasnamakan agama. Karena, sesungguhnya agama itu semua mengajarkan kedamaian dan cinta. Dan semoga menteri agama dapat menjalankan amanahnya dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar