Lukman Hakim Saifuddin
Lukman Hakim Saifuddin lahir di Jakarta, 25 November 1962,
dan sekarang ia berumur 51 tahun adalah Menteri Agama Indonesia yang menjabat
sejak 9 Juni 2014 di Kabinet Indonesia Bersatu II dan ia kembali menjadi
menteri di Kabinet Kerja sejak 27 Oktober 2014. Ia pernah menjadi anggota DPR
RI periode 1999-2004, 2004-2009 dan 2009-2014 dari Partai Persatuan Pembangunan
mewakili Jawa Tengah. Ia juga pernah menjabat Wakil Ketua MPR RI periode
2009-2014. Lukman Hakim merupakan tokoh NU dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris
Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU) 1985-1988. Selanjutnya
pada tahun 1988-1999 Lukman berkiprah di Lajnah Kajian dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia NU sebagai Wakil Sekretaris, Kepala Bidang Administrasi
Umum, Koordinator Program Kajian dan Penelitian, Koordinator Program Pendidikan
dan Pelatihan, hingga menjadi Ketua Badan Pengurus periode 1996-1999.
Pada 9 Juni
2014, Lukman Hakim resmi dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang mengundurkan diri
karena terlibat kasus dugaan korupsi dana haji di Kementerian Agama. Lukman
juga merupakan anak dari Menteri Agama ke-9, Saifuddin Zuhri. Ia menikah dengan
Trisna Willy dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Naufal Zilal Kemal, Zahira
Humaira dan Sabilla Salsabilla.
Sosok Lukman
yang memiliki karakter kuat ini menampilkan citra baru PPP yang waktu itu
diidentikkan sebagai partai kaum tua. Keberadaan nya di PPP mulai awal 1990-an menjadi sosok munculnya generasi baru
di partai Islam. Dan belakangan ini hampir 80 persen dari kepengurusan PPP
tingkat pusat didominasi kaum muda.
Meski telah
menjadi salah satu pimpinan MPR, namun tidak menjadikannya terkurung dalam
ritual seremonial yang sunyi dari hiruk pikuk politik. Justru di lembaga yang
semula kokoh itu dia merasa mendapat tantangan baru yang tak kalah menarik. MPR
hasil modernisasi konstitusi bukan semata berfungsi seremonial, tetapi juga
mengemban amanah penting. Yaitu membumikan konstitusi hasil reformasi yang
bercirikan prinsip demokrasi, saling mengimbangi dan saling kontrol antar
lembaga negara, dan peduli Hak Asasi Manusia (HAM) dalam tatanan kehidupan
bangsa.
Tak jarang,
mantan penggiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang kini menjabat Wakil Ketua
Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) periode
2011-2015 ini terdengar cukup nyaring menyuarakan suara-suara kritis terkait
berbagai persoalan bangsa yang muncul dalam masyarakat.
Lukman hakim
saifuddin menteri semua agama. Menurut berbagai sumber yang saya baca,dan saya berpendapat bahwa Lukman
bisa disebut sebagai politisi muda PPP yang berbeda dari lainnya. Mengapa?
Sosoknya yang cerdas dan modern membawa citra baru dalam tubuh PPP, yang masih
diidentikan sebagai partai kaum tua. Sebagai menag pengganti, dia mengemban
tugas cukup berat untuk membenahi penyelenggaraan ibadah haji yang tercemar
dengan kasus korupsi.
Koordinator
Indonesia Corrupion Watch (ICW) Ade Irawan, berpendapat bahwa Lukman adalah
menteri pertama yang mendatangi kantor ICW. Sebab, pihak ICW selektif dalam
menerima kunjungan lembaga atau individu. Ade menilai, Lukman penuh kemauan dan
benar-benar mendorong perubahan. Menurut saya, Pembawaan Lukman yang supel dan
bisa diterima semua kalangan diperoleh sejak menjadi aktivis,karena dari
beberapa sumber yang saya baca Selain aktif di Helen Keller International, dia
juga pernah bergabung dalam The Irian Jaya Community Eye Care Project,
mengikuti pendidikan Community Organizer in Health and Development in Asian
Rural Settings di Asian Health Institute Nagoya, Jepang, dan di Curtin
University Perth, Australia, serta menjadi anggota Komisi Pengawas Badan Amil
Zakat Nasional (Baznas) periode 2004-2007.
Saya
mengharapkan bahwa Sosok Lukman mampu
menjadi menteri bagi semua umat beragama. Ia pernah berkata bahwa ‘’Prinsipnya,
setiap warga negara punya hak yang sama untuk tinggal di kampungnya dan
beribadah. Meskipun beda keyakinan, tapi semua dijamin konstitusi negara kita,”
kata pria yang pernah menjadi penggiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai
manajer proyek di Helen Keller International.kalimat Itu yang mendasari saya
yakin bahwa lukman mampu menjadi menteri bagi semua umat beragama.
Sebagai
Menag, Lukman pun sekarang mengaku ingin meneruskan perjuangan ayahnya, menjaga
religiusitas dan kerukunan bangsa.
Menurutnya, sebagai anak menteri, Lukman Hakim juga ingin memelihara dan
menjaga upaya yang pernah dirintis ayahnya. “Jika memungkinkan, dapat
mengembangkannya sesuai dengan zaman yang ada,” paparnya sembari menegaskan
bahwa menjadi Menteri Agama merupakan
kehormatan, sekaligus amanah yang penuh
tantangan.
Saya juga
suka dengan kepribadiannya yang sangat mencintai ibunya. Menurutnya, ibu adalah
sosok yang sangat luar biasa. Menag mengaku bahwa orang yang pertama kali
mengajarkan Al-Quran adalah ibunya.
Demikian juga yang mengajari membaca. “Saya bisa membaca karena ibu. Jadi, ibu
adalah sosok yang luar biasa,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar