Rabu, 03 Desember 2014

Review Jurnal Teknologi Informasi yang Berhubungan Dengan Akuntansi



Saya akan menjelaskan Review Journal mengenai Konsep Pengauditan Dalam LingkunganPengelohan Data Akuntansi Terkomputerisasi yang dibuat oleh Yulius Jogi Christiawan yang terdiri dari penjelasan Jurnal, Kelebihan dan Kekurangan Jurnal, danb kesimpulan dari jurnal tersebut.
I.            PENJELASAN JURNAL

A.     KONSEP PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Daridefinisi ini terlihat beberapa kata kunci yang terkait dengan audit dan bagaimana komputer mempengaruhinya yaitu:
Systematic Process
Ini berarti pengauditan merupakan proses yang terstruktur dan logis. Untuk sistem yang terkomputerisasi, pendekatan yang sistematis dalam audit akan sulit dilakukan karena auditor tidak dapat melihat secara visual proses yang dilakukan oleh komputer atau file yang dihasilkan.

Memperoleh dan Mengevaluasi Bukti
Bukti yang dikumpulkan harus membuktikan bahwa struktur pengendalian telah berfungsi sebagaimana ditetapkan dan isi file yang dihasilkan komputer benar-benar mencerminkan transaksi perusahaan.

Memastikan kesesuaian antara asersi dengan standar yang ditetapkan
Proses memastikan kesesuaian akan menjadi lebih kompleks untuk transaksi yang
diproses dengan komputer, karena sulit untuk memastikan apakah program komputerdan
file yang diberikan kepada auditor independen benar-benar yang digunakan.

Mengkomunikan hasil pemeriksaan
Auditor independen tidak hanya mengkomunikasikan hasil pemeriksaan yang terkait dengan laporan keuangan tetapijuga temuan lain yang terkait dengan sistem pemrosesan data terkomputerisasi.

Memahami Struktur Pengendalian Internal, Penilaian Resiko Pengendalian dan  Substantive Testing
Tujuan memahami struktur pengendalian internal adalah untuk:
• Mengidentifikasi potensi salah saji yang mungkin akan terjadi dalam laporan keuangan
• Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
• Merancang pengujian substantive yang akan digunakan

Tahap berikutnya dari proses sistematis adalah menilai resiko pengendalian.Penilaian resiko pengendalian adalah proses mengevaluasi efektivitas kebijakan struktur pengendalian internal dan prosedur-prosedur untuk mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan. Untuk hal ini auditor melakukan test of control. Jika struktur pengendalian dirasa kuat maka auditor bias mengurangi prosedur audit berikutnya (substantive test) yang
akan dilakukan.
Tahap berikutnya dari proses pengauditan adalah prosedur substantive test. Substantive tests
meliputi pengujian saldo (tests of balances)dan prosedur analisis(analytical procedures) terhadap informasi keuangan. Tujuan pengujian ini adalahmenentukan apakah program komputer telah memproses transaksi dengan benar. Dalam pengujian saldo auditor komputer akan memeriksa apakah isi master file dan transaction file merupakan hasil proses komputer. Selanjutnya komputer akan sangatmembantu auditor independen dalam melakukan prosedur analisis. Komputer dengan cepat dapat melakukan penghitungan rasio, trend analisis menghitung prosentase dan lain-lain.

B.     PENILAIAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS RESIKO PENGENDALIAN
Resiko pengendalian dinilai dalam kaitannya dengan asersi laporan keuangan yaitu, keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence), kelengkapan (completeness), hak dan kewajiban (right and obligation), penilaian atau alokasi (valuation or allocation), penyajian (presentation and disclosure).

Definisi dan Konsep Dasar Struktur Pengendalian Internal
Struktur pengendalian dapat berupa kebijakan dan prosedur yang diciptakan oleh perusahaan untuk menjamin bahwa tujuan yang dibuat perusahaan akan tercapai.
Terdapat tiga elemen struktur pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian.

Lingkungan pengendalian (control environment) adalah berbagai faktor yang bias memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan. Faktor-faktor tersebut meliputi:
• Filosofi manajemen dan gaya manajerial
• Struktur organisasi
• Fungsi dewan direksi dan dewan komite, terutama komite audit
• Metode pemberian otoritas dan tanggung jawab
• Metode pengendalian manajemen untuk memonitor dan menindaklanjuti kinerja manajerial,   termasuk didalamnya fungsi internal audit
• Kebijakan dan praktek personalia
• Bermacam-macam pengaruh ekternal terhadap operasional perusahaan.

Sistem akuntansi (accounting system) terdiri dari metode dan catatan yang dibuat untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Suatu system akuntansi yang efektif harus mampu untuk :
• Mengidenfikasi dan melaporan seluruh transaksi yang sah
• Menyajikan suatu transaksi dengan cukup detail dan pada pos yang tepat dalam pelaporan keuangan
• Mengukur nilai transaksi dalam satuan moneter dengan cara yang tepat
• Mencatat suatu transaksi dalam periode akuntansi yang tepat
• Menyajikan transaksi sebagaimana mestinya dalam laporan keuangan.

Prosedur pengendalian (control procedures) adalah kebijakan dan prosedur yang terkait dengan lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi. Prosedur tersebut meliputi:
• Otorisasi yang layak atas transaksi dan aktivitas
• Pembagian tugas
• Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
• Pengamanan yang memadai atas penggunaan assets dan catatan
• Adanya pemeriksaan independen atas kinerja dan jumlah nilai yang tercatat.

Memahami Stuktur Pengendalian
Auditor harus mamahami struktur pengendalian untuk merencanakan pengujian atas saldo dan transaksi. Masalah yang harus dilihat dalam pengujian tersebut adalah:
• Jenis salah saji yang dapat terjadi
• Resiko jika suatu salah saji terjadi
• Faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan substantive test
• Penilaian resiko bawaan (inherent risk)
• Materialitas
• Kompklesitas dan kerumitan operasional dan sistem perusahaan.
• Untuk mengerti tentang struktur pengendalian, auditor perlu mendapat informasi tentang :
• Penggolongan transaksi perusahaan dalam laporan keuangan
• Bagaimana suatu transaksi terjadi
• Catatan akuntansi, dokumen pendukung, informasi yang hanya dapat dibaca dengan bantuan komputer dan akun-akun khusus dalam laporan keuangan
• Bagaimana suatu transaksi diproses sehingga menghasilakan laporan keuangan.
• Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menghasilakn laporan keuangan, termasuk estimasi akuntansi dan penyajiannya.

C.     PENGARUH EDP TERHADAP PENILAIAN AUDITOR ATAS RESIKO PENGENDALIAN
Dalam lingkungan sistem informasi akuntansi yang berbasis computer diperlukan pengendalian tambahan selain pengendalian secara umum seperti yang telah diuraikan di atas. Pengendalian tambahan tersebut adalah pengendalian umum (general controls) dan pengendalian aplikasi (application controls). Dalam bagian berikut diuraikan pengaruh EDP terhadap pengendalian dan jejak audit (audit trail), pengendalian umum (controls) dan pengendalian aplikasi (application controls), penilaian resiko pengendalian dan pengujian pengendalian (tests of controls).

Pengaruh EDP terhadap Pengendalian Akuntansi
Berikut beberapa contoh pengaruh EDP terhadap pemrosesan data akuntansi.
• Aktivitas yang sebelumnya terdesentralisasi dan dilakukan oleh beberapa tenaga   administrasi dengan adanya komputer akan tersentralisasi dalam suatu program komputer. Contoh, sebuah program penghitungan gaji akan menggantikan tugas pegawai yang menghitung gaji kotor, pegawai yang menghitung pajak penghasilan karyawan, pegawai yang menulis cek, pegawai yang membuat dan memposting kebuku besar dan pegawai yang memverifikasi seluruh kegiatan tersebut.
 Hilangnya jejak audit karena semakin sedikitnya dokumen yang terlibat dalam suatu  transaksi. Tersimpannya prosedur, program dan data dalam suatu computer menuntut auditor percaya terhadap komputer dan program untuk melihat langkah-langkah pemrosesan dan data yang terkait.
  Semakin berkurangnya orang yang terlibat dalam pemrosesan data akuntansi karena adanya komputer, mengurangi pemeriksaan secara visual untuk mendeteksi kesalahan dibandingkan dengan pemrosesan secara manual.
   Apabila suatu program salah maka program tersebut akan menyebabkan pemrosesan data yang salah secara sistematis dan berlangsung cepat.

  Jejak Audit (audit trail) Suatu Sistem EDP
Jejak Audit (audit trail) didefinisikan sebagai catatan yang memungkinkan sebuah transaksi dapat ditelusur dari dokumen sumber menuju ke sebuah ringkasan total(laporan keuangan) atau sebaliknya yaitu menyediakan jejak sebuah jumlah ringkasan total kembali menuju dokumen sumbernya. Sebuah sistem EDP dapat mempengaruhi jejak audit sebagai berikut:
• Dokumen sumber, terekam dalam sebuah machine-readable input medium yang sulit untuk di-access tanpa menggunakan bantuan komputer. Contoh perusahaan yang mempunyai system manual, dimana setiap time carddikirim ke lokasi yang terpusat untuk proses pengggajian. Komputer mengubah ke sistem on-linedimana data dimasukkan ke komputer melalui terminal. Time card dapat diisi dari 22 lokasi yang terdesentralisasi.
• Dalam beberapa sistem, dokumen sumber dapat dielimininasikan melalui penggunaan direct input devices. Contoh, seorang salesman dapat meng-input setiap order pesanan ke dalam komputer dari pada menulis pesanan penjualan secara lengkap.
• Fungsi buku besar digantikan dengan master file                 
• Setiap pemrosesan data tidak harus menyediakan daftar transaksi atau jurnal.
• Tidak selalu diperlukan penyediaan output berupaprint out secara rutin untuk catatan-
  catatan masa lalu. File-file dapat disimpan pada media komputer dan laporan hanya  disediakan untuk informasi yang bersifat pengecualian.
 File-file disimpan pada sebuah magnetic medium yang tidak dapat dibaca kecuali dengan bantuan komputer dan program. Contoh file persediaan disimpan pada magnetic tape memerlukan penggunaan komputer dan sebuah program untuk printout atau analisis.
• Urutan pencatatan dan aktivitas pemrosesan sulit untuk diamati karena banyak yang dilakukan oleh computer.
Pengendalian Umum (General Controls) dan Pengendalian Aplikasi(Application Controls)
Pengendalian Umum meliputi :
• Pengendalian Organisasi, Praktik Personalia, Standar Prosedur Operasional
• Pengendalian Pengembangan Sistem dan Pengendalian Dokumen
• Pengendalian Hardware dan Sistem Software
• Pengendalian Sistem Pengamanan.

Pengendalian Aplikasi meliputi:
• Pengendalian DataCapture dan Batch Data Entry
• Pengendalian On-Line Entry, Processing dan Output

Pengendalian organisasi (organization controls) meliputi pemisahan fungsi antara pemakai
(user) dengan bagian EDP dan pemisahan fungsi di dalam bagian EDP itu sendiri. Praktik personalia (personnel practices) meliputi pengendalian yang seharusnya ada yang terkait dengan fungsi personalia, yaitu rekruitmen, pelatihan, promosi jabatan, penggajian dan sebagainya. Standar prosedur operasional (standard operating procedures) Pengendalian ini akhirnya akan mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh ketidakmengertian terhadap prosedur operasional. Pengendalian pengembangan sistem dan dokumen (systems development and documentation controls) diperlukan untuk menjamin bahwa sistem yang dikembangkan dan diimplementasikan akan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. Pengendalian hardwaredan sistem software (hardware and systems software controls) dilakukan agar kesalahan dalam pemrosesan data yang diakibatkan olehkerusakan hardware dan sistem software tidak terjadi. Pengendalian sistem pengamanan (system security controls) dilakukan agar hanya orang-orang yang berwenang yang dapat meng-access dan mengoperasikan system sehingga modifikasi terhadap program atau file tidak terjadi. Pengendalian aplikasi meliputi pengendalian terhadap proses data yang dilakukan oleh komputer. Pengendalian tersebut mulai dari data capture, data entry, data processing dan output.
Penilaian Resiko Pengendalian
Pemeriksaan komputer memerlukan penilaian pengendalian dalam dua area diluar computer yaitu :
• Auditor harus menilai pengendalian dalam semua aplikasi yang digunakan. Penilaian ini dilakukan baik secara manual, mekanik maupun dengan bantuan komputer.
• Auditor harus menilai pengendalian yang terdapat di bagian EDP dan bagian pemakai (user). Penilaian ini meliputi evaluasi atas pengendalian EDP dan pengendalian user. Pengendalian EDP meliputi pengendalian yang dilakukan oleh personel EDP atau komputer itu sendiri dalam melakukan input, process dan output.

Dalam menilai resiko pengendalian, auditor memiliki tiga alternative dalam kegiatannya yaitu:
• Auditor menyimpulkan bahwa resiko pengendalian cukup rendah sebagai dasar untuk membatasi pengujian substantif. Auditor kemudian akan merancang
pengujian substantif berdasarkan kesimpulan resiko pengendalian yang rendah ini.
• Auditor menyimpulkan bahwa resiko pengendalian adalah tinggi karena pengendalian-pengendalian yang terkait dengan EDP adalah lemah. Karena auditor menyimpulkan bahwa pengendalian EDP lemah maka auditor tidak akan melakukan pengujian terhadap pengendalian (test of controls) tetapi langsung melakukan substantive test.
• Auditor memutuskan untuk tidak melakukan penilaian resiko pengendalian karena
pengendalian EDP kuat dan pekerjaan tambahan untuk menilai resiko tersebut dalam biaya tidak efektif.

Selain menilai resiko pengendalian, auditor EDP juga akan menilai user controls dan hubungan antara user controls dan EDP controls untuk masing-masing aplikasi. Ada
beberapa alasan auditor memutuskan untuk menilai user controls yaitu:
• Auditor menyimpulkan bahwa fokus terhadap user controls akan lebih efisien biayanya daripada fokus pada EDP controls.
• Auditor memfokuskan padauser controls sesudah menyimpulkan bahwa EDP controls adalah lemah.
• Auditor menyimpulkan bahwa gabungan antara user controls dan EDP controls adalah pendekatan terbaik untuk menentukan keseluruhan resiko pengendalian.

Pengujian Pengendalian dalam Komputer Auditing
Pengujian pengendalian di dalam komputer auditing serupa dengan pengujian dengan system manual karena tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengendalian telah berfungsi sesuai dengan yang sudah ditetapkan atau belum. Pengujian ini berbeda karena melibatkan komputer di dalamnya, sehingga diperlukan prosedur-prosedur yang khusus.

D.     SUBSTANTIVE TESTING KECUKUPAN PENGUMPULAN BUKTI YANG KOMPETEN
Tujuan substantive test adalah untuk mendeteksi adanya kesalahan (error) data keuangan di dalam neraca atau akun-akun. Ada dua komponen dalam substantive test yaitu:
1. Pengujian detail transaksi dan pengujian saldo
Ruang lingkup dan pendekatan pengujian detail transaksi dan saldo akan berbeda-
beda tergantung kerumitan sistem yang digunakan. Semakin komplek system komputernya, semakin sulit untuk menelusuri transaksi-transaksi yang terjadi.

2. Prosedur analitis
Prosedur analitis dilakukan untuk mendeteksi hubungan yang tidak wajar diantara
dan informasi keuangan. Aspek utama dalam prosedur analitis adalah membandingkan sekumpulan informasi-informasi keuangan

E.       PERAN COMPUTER AUDITOR DAN KOMPUTER DALAM MELAKUKAN TEST OF CONTROLS DAN SUBSTANTIVE TEST

Auditing through the computer berarti auditor menganggap computer dan program-program yang ada didalamnya sebagai target audit. Target berarti bahwa auditor berfokus pada komputer dan program-programnya secara langsung sebagai pengganti pemeriksaan terhadap hasil dari proses komputer seperti print-out atau files. Titik tekan auditor adalah pemeriksaan pada operating system software dan application program software.  Auditing with the computer memberlakukan computer dan program-programnya sebagai alat auditor untuk melakukan audit. Komputer dipakai sebagai alat untuk pengambilan sample, untuk  scan
terhadap piutang dan menyiapkan surat konfirmasi.

Pendekatan through dan arround kadang-kadang digunakan dalam kombinasi. Auditor memeriksa dengan through dan around komputer atau menggunakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini adalah sebuah fungsi dari banyak hal. Diantaranya adalah efisiensi biaya dari pendekatan yang ada, keuntungan yang dicapai, tersedianya komputer dan programnya, tersedianya jejak audit dan dokumen pendukungnya serta kompetensi auditor dibidang komputer.

Masalah berikutnya yang harus dipecahkan oleh auditor adalah masalah kapan auditing
dilaksanakan, pada saat proses berjalan atau pada saat proses sudah selesai. Auditing
pada proses yang sedang berjalan berarti auditing dilakukan pada saat proses sedang berjalan. Hal ini berarti informasi dikumpulkan dan prosedur audit dilakukan pada saat program sedang berjalan. Auditing pada saat proses sudah selesai berarti auditing dilakukan pada saat proses sudah selesai. Prosedur  ini biasanya dilakukan dengan mencetak hasil sebuah program aplikasi.

Masalah lain yang harus dijawab juga adalah dimana auditing akan dilakukan, pada fase proses atau pada hasil proses. Auditing pada fase proses berkaitan dengan menilai resiko pengendalian yang meliputi penilaian pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Auditing pada hasil proses berkaitan dengan pengumpulan bukti yang cukup dengan penekanan pada saldo masing-masing akun.

Masalah terakhir yang harus dijawab adalah penentuan bagian yang akan diaudit.Bagian
yang diaudit bisa berupa program, files atau systems.

II.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

KELEBIHANNYA :
1.      Pelaksanaan audit lebih sederhana
2.      Auditor yang memiliki pengetahuan minimal di bidang komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.
3.       Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer.
4.      Auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
5.      Auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi perubahan lingkungan

KEKURANGANNYA :
1.      Jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem itu akan berubah dan perlu penyesuaian sistem atau program-programnya, bahkan mungkin struktur data/file, sehingga auditor tidak dapat menilai atau menelaah apakah sistem masih berjalan dengan baik.
2.      Umumnya data base mencakup jumlah data yang banyak dan sulit untuk ditelusuri secara manual
3.      Tidak membuat auditor memahami sistem computer lebih baik.
4.      Mengabaikan pengendalian sistem, sehingga rawan terhadap kesalahan dan kelemahan potensial dalam system.
5.      Lebih berkenaan dengan hal yang lalu dari pada audit yang preventif.

III.         KESIMPULAN
Konsep auditing berkaitan dengan penilaian resiko dan cara pengujiannya serta pengujian lain yang dilakukan untuk mendapatkan bukti yang cukup untu mendukung pendapat auditor independen. Dalam menilai resiko pengendalian untuk perusahaan yang menggunakan teknologi komputer, auditor independen harus mempertimbangkan resiko pengendalian yang timbul sebagai akibat digunakannya teknologi komputer. Pengendalian tambahan yang harus dilihat meliputi pengendalianumum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap komputer dapat menggunakan atau menggabungkan tiga pendekatan yaitu pendekatan auditing around the computer, auditing through the computer dan auditing with the computer





Tidak ada komentar:

Posting Komentar