PENGANTAR MANAJEMEN
Perencanaan strategis , Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
DI SUSUN OLEH :
·
SITI ROHMAH (2A214386)
· ANNISA DEVYANA DEWI (21214361)
· KURNIA AYUNINGTIAS (25214934)
· NURUL AGUSTINI (28214248)
· RIZKY PANGESTU M. (2C214843)
· VIRA YUNIAR C. H. (2C214083)
· METTA DEVI S. (26214607)
· RISNA PUSPITA S. (29214521)
KELAS
: 1EB 38
KELOMPOK : 2
FAKULTAS
: AKUNTANSI
JURUSAN
: EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2014
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Perencanaan Strategis, Pemecahan Masalah, dan
Pengambilan Keputusan” dengan lancar. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
kedua orang tua kami yang selalu mensuport dan memberikan kami fasilitas dalam
pengerjaan makalah ini.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Manajemen tentang
Perencanaan Strategis, Pemecahan Masalah, dan Pengambilan Keputusan. Selain itu
tujuan lain dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
Ilmu Manajemen.
Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan kami sebagai penulis. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena iu,
dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun agar penyusunan makalah selanjutnya bisa menjadi lebih baik. Akhir
kata kami sampaikan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………………….1
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………...............2
BAB
1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
…………………………………………….......3
2. TUJUAN
……………………………………………………………... 3
BAB
2 ISI
A.
PERENCANAAN STRATEGIS
1.
Pengertian perencanaan
………………………………………….… 4
2.
Pentingnya suatu perencanaan …………………………………….. 5
3.
Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi lain ……………....... 6
4.
Jenis-jenis perencanaan ……………………………………………..7
5.
Proses penyusunan perencanaan …………………………………... 8
6.
Pendekatan dalam perencanaan …………………………………… 9
7.
Ciri-ciri rencana yang baik …………………………………….…… 9
8.
Efektifitas perencanaan ……………………………………………. 10
B.
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
Macam keputusan manajemen ……………………………………............. 12
2.
Keputusan dan jenjang manajemen ………………………………............. 12
3.
Tahap-tahap pengambilan keputusan ……………………………............. 13
4.
Tipe-tipe masalah dan pemecahannya ……………………………........... 13
5.
Gaya pengambilan keputusan ……………………………………..........… 14
6.
Model pengambilan keputusan …………………………………….......... 15
7.
Pengambilan keputusan individu dan kelompok …………………............ 16
BAB 3 PENUTUP
1.
KESIMPULAN …………………………………………………….. 17
2.
PENUTUP ………………………………………………………….. 18
3.
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….... 19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat berjalan.
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah recana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Recana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Memikirkan
masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal yang mudah untuk
dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan dari
sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah
situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam
pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau
peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah
perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan
keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam
pengambilan keputusan. Di kehidupan sehari-hari kita sebenarnya kehidupan yang
selalu bersangkutan dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik
yang diperoleh setelah melakukan musyawarah. Pengambilan keputusan sangat
penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin
2. TUJUAN
A.
Pembaca dapat memahami bentuk
perencanaan yang strategi
B.
Pembaca dapat mengetahui proses pembuatan keputusan rasional
dan berbagai permasalahannya serta pemecahannya
BAB 2
ISI
A.
PERENCANAAN STRATEGIS
1.
Pengertian perencanaan
Perencanaan ialah sejumlah
kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode
tertentu dalam rangka mencapai tukuan yang ditetapkan. Beberapa tokoh juga
berpendapat tentang arti dari perencanaan:
1. Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada.
2.
G.R.Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan
jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
3.
Louis A.Allen
Perencanaan adalah menentukan serangkaian
tindakan untuk mencapai hasil yang diiginkan
4.
Billy E.Goetz
Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental
dan masalah perencanaan timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.
5.
Drs.H.Malayu S.P Hasibuan
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai
keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
itu. Jadi,setiap rencana mengandung dua unsur,yaitu:”tujuan dan pedoman” .
6.
Bintoro Tjokroaminoto
Proses mempersiapkan kegiatan kegiatan secara
sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujun tertentu
7.
Prajudi Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan
tentang sesuatu yang kan di jalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukanya.
8. S.P.
Siagian
Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran
secara matang menyangkut halhal yang akan di kerjakan dimasa dating dalam
rangka mencaoai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2.
Pentingnya suatu perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang
dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan di waktu
yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih
baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis,
berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap
lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya
perencanaan:
1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
1. untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan
2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
2. untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
tujuan organisasi.
Tujuan perencanaan:
1. Standar Pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan
dengan perencanaanya
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu
kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat ( struktur
organisasinya ), baik kualifikasinya
maupun
kuantitasnya
4. Mendapat kegiatan yang sistematis termasuk biaya
dan kualitas pekerjaan
5. Meminalkan kegiatan kegiatan yang tidak produktif
dan menghemat biaya, tenaga dan
waktu
6. Memberikan Gambaran yang menyeluruh mengenai
kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
8. mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan
Beberapa manfaat perencanaan adalah:
1. membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan
2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. menghemat waktu, usaha, dan dana
2. memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. menghemat waktu, usaha, dan dana
3. Hubungan perencanaan dengan fungsi-fungsi lain
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial
lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi. Berikut ini penjelasan tentang hubungan nnya:
A. Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian
adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik
dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber
daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
B.
Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukankombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukankombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
C.
Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering
disebut sebagai
“kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan
efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian
pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu
sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi.
4. Jenis-jenis perencanaan
Ada
beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
A. Jenis perencanaan menurut
prosesnya
1.
Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja,
tentang garis besar atau pokok dan
bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakan itu tidak
dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2.
Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan daripada policy
planning. Dalam perencanaan ini
biasanya memuat, hal-hal berikut:
a.
Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
b.
Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c.
Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d.
Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e.
Struktur organisasi yang harus dipenuhi
3.
Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang
memuat hal- hal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar
berhasil mencapai tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat
dalam perencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan
a.
Penetapan prosedur kerja
b.
Metode-metode kerja
c.
Tenaga-tenaga pelaksana
d.
Waktu, dan sebagainya
B. Jenis perencanaan menurut
jangka waktunya
1.
Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam
pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
2.
Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengah yang waktu
pelaksanaanya
membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun
3.
Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek
yang pelaksanaannya membutuhkan
waktu kurang dari 1 tahun
C. Jenis perencanaan menurut wilayah
pelaksanaannya
1.
National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagi seluruh
wilayah negara
2.
Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
3.
Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangat terbatas.
D. Jenis perencanaan menurut
penggunaannya
1.
Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuk sekali pakai
saja. Dalam artian jika rencana
tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2. Repeats
Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang- ulang, walaupun sudah dilaksanakan
berkali-kali
E. Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya
usaha kegiatan
1.
General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besar dan
menyeluruh untuk kegiatan kerja
sama yang lebih luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahun pelajaran
2.
Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenai kegiatan
khusus, misalnya perencanaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
F. Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan
R . Edward Freeman, 1994
1.
Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer
puncak
dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas,
2.
Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana
perencanan strategis akan diimplementasikan
dalam kegiatan sehari hari.
5. Proses penyusunan perencanaan
Sebelum para manajer dapat
mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyadari adanya perluang. Artinya,
kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari
perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan
adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan
jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut
kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin
memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita
akan kita dapatkan.
2. Menentukan tujuan. Artinya, tujuan-tujuan
yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang
harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus
dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan
program-program.
3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah
asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan yang diharapkan dari
rencana-rencana yang sedang dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang
konsekuen makin dipahami oleh perencana, maka akan semakin terkoordinasilah
perencanaan perusahaan itu.
4. Menentukan arah tindakan alternatif.
Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa
arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera.
5. Mengevaluasi arah tindakan alternatif.
Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu
dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa
menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi
kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut
6. Memilih satu arah tindakan, artinya langkah
yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling menentukan
untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.
6. Pendekatan dalam perencanaan
1. Perencanaan
inside-out dan perencanaan outside-in
Perencanaan inside-out: terfokus pada yang
sudah dilakukan dan mengusahakan untuk melakukan yang tebaik yang dapat
dilakukan. Ini meningkatkan efektivitas organisasi.
Perencanaan outside-in: dari analisa
lingkungan eksternal muncul perencanaan untuk mengeksploitasi
kesempatan-kesempatan dan meminimisasi permasalahan yang terjadi. Kedua
perencanaan ini dapat dikombinasikan agar optimal.
2. Perencanaan
top-down dan perencanaan bottom-up
Perencanaan dari atas ke
bawah (top-down): manajer dibawah manajer puncak membuat perencanaan
berdasarkan tujuan yang telah ditentukan manajer puncak.
Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up)
dikembangkan pada tingkatan yang lebih bawah tanpa adanya batasan yang secara
teratur melewati hirarki tersebut ke tingkat manajer puncak. Kelebihan: kuatnya
komitmen dan kepemilikan dalam perencanaan yang lebih rendah. Kelemahan: bila
terlalu ekstrim mungkin akan gagal untuk menghasilkan seluruh tugas yang
terintegrasi dalam organisasi secara keseluruhan.
3. Perencanaan
contingency
Perencanaan yang terfokus pada pemikiran
ke depan. Perencanaan ini meliputi penentuan alternatif-alternatif tindakan
yang dapat diimplementasikan seandainya perencanaan orisinil tidak sesuai
karena adanya perubahan keadaan. Kunci: prediksi perubahan yang akan datang
yang dapat berakibat pada perencanaan yang sedang dijalankan.
7.
Ciri-ciri rencana yang baik
Perencanaan yang baik dapat
dinilai jika adanya :
1.
Perencanaan disusun sesuai dengan
tujuan perusahaan
2.
Tepat sasaran
3.
Manager menjalankan fungsinya
sebagai seorang coordinator
4.
Anggota atau karyawan berada dalam
satu koordinasi
5.
Anggota atau karyawan menjalankan
fungsinya sesuai dengan perencanaan program
6.
Adanya peningkatan kualitas kerja
karyawan atau anggota
7.
Perencanaan berhasil membuat
sebuah pelaksanaan
8.
Adanya pembagian sub-sub
koordinasi untuk menjalankan sebuah program
9.
Adanya kesepahaman antara manager
dengan karyawan atau anggotanya dalam membuat sebuah perencanaan
8.
Efektifitas perencanaan
Perencanaan yang baik dan efektif
akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat
diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H
:
A.
What (apa),
Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan
dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut.
B.
Why (mengapa),
Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan
mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
C.Where
(dimana),
Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut
dilaksanakan
D.When
(kapan),
Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan
diakhiri.
E.Who
(siapa),
Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut.
F.HOW
(bagaimana).
Membicarakan masalah bagaimana cara
melaksanakan program yang direncanakan
tersebut.
Dengan melakukan kategori di atas,
maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang
direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara
baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang
pelaksanaan program atau kegiatan.
Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif
haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
1. Logis dan Rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima
oleh akal, dan oleh
sebab itu
maka perencanaan tersebut bisa dijalankan.
2. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat
komprehensif.
Artinya menyeluruh dan mengakomodasi
aspek-aspek yang terkait langsung terhadap perusahaan. Perencanaan yang baik
tidak hanya terkait dengan bagian yang harus kita jalankan, tetai juga dengan
mempertimbangkan koordinasi dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.
3. Fleksibel. Artinya, perencanaan yang baik diharapkan dapat
beradaptasi dengan
perubahan dimasa yang akan datang,
tapi bukan berarti perencanaan itu dapat diubah seenaknya.
- Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen
terhadap seluruh anggota organisasi
untuk bersama-sama berupaya mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen dapat
dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh anggota di perusahaan beranggapan
bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi.
- Realistis, perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
Hambatan Perencanaan Yang
Efektif Dan Baik
· Seorang manajer bertindak otoriter
Manajer disini, tidak memikirkan kebutuhan karyawan
hanya megutamakan aturan yang mengikat karyawan dalam membuat perencanaan
· Kurangnya koordinasi
Kurangnya koordinasi antara atasan dengan bawahan
sehingga menyebabkan perncanaan kurang terarah
· Kurangnya sumber daya manusia
Sumber daya manusia dalam kategori jumlah dan
keterampilan
· Kurangnya sumber daya modal
· Karyawan atau anggota lebih memikirkan kebutuhan pribadi
· Penyusunan rencana yang lamban seringkali membuat fungsi-fungsi
dari setiap bagian perusahan tidak berjalan dengan smestinya.
B. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
1.
Macam
keputusan manajemen
Terdapat beberapa jenis keputusan
dalam proses pengambilan keputusan.Berdasarkan keputusan yang harus diambil
oleh level manajemen di perusahaan jenis keputusan terdiri atas:
1. Keputusan Strategis, adalah
keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuh perusahaan.
2. Keputusan taktis, adalah
keputusan yang dibuat oleh manajemen menengah
3. Keputusan operasional, adalah
keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling bawah, misalnya operator
mesin di lantai produksi.
Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis
keputusan yang biasanya muncul adalah:
• Keputusan Terprogram.
Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur. Dalam hal ini
kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.
• Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak
terprogram ini adalah keputusan yang tidak mempunyai suatu aturan yang baku,
tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang membutuhkan keputusan
tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
• Keputusan tidak
terstruktur.disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya
karena ketidakjelasan masalahnya
2.
Keputusan dan jenjang manajemen
1.
HIGH LEVEL (tingkat tinggi)
Contoh
halnya dirut dan wakilnya. Bertanggung jawab pengolahan terhadap organisasi
secara keseluruhan. Membuat rencana jangka panjang, merumuskan strategi,
menetapkan kebijaksanaan, dan menetapkan interaksi / hubungan organisasi dengan
lingkungan luar. Tingkatan yang mempunyai tanggung-jawab penuh terhadap
jalannya perusahaan. Dan biasanya pada tingkatan ini membuat keputusan yang
tidak terprogram, yaitu keputusan yang tidak selalu terjadi.
2. MIDDEL LEVEL (tingkat menengah)
Salah
satu contohnya seperti kepala bagian / divisi. Pengendali manajemen dalam suatu
organisasi. Bertanggung-jawab atas ruang lingkupnya, wilayah, divisi dll.
Merumuskan rencana jangka menengah, melakukan pengendalian, membuat prosedur,
dan membuat keputusan berdasarkan lingkup tanggung-jawabnya. Sebagai pengendali
dalam arti mengawasi dan meyakini bahwa organisasi menjalankan strategic yang
sudah ditetapkan secara baik, efektif dan se’efisien mungkin.
3. LOW LEVEL (tingkat bawah)
Seperti
supervisor atau mandor. Yaitu pengendali dalam jalannya operasional.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan sasaran operasional. Membuat keputusan
jangka pendek dan mengendalikan transaksi sehari-hari. Biasanya keputusan yang
diambil yaitu keputusan yang terprogram, keputusan yang sering terjadi dan
rutin.
3. Tahap-tahap pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui,
atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap ini merupakan kerangka dasar,
sehingga setiap setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap
yang lebih khusus dan spesifik.
Proses
pengambilan keputusan menurut Levin dkk (1995) terdiri atas 6 tahap sebagai
berikut :
1.Observasi
Merupakan
aktifitas kunjungan lapangan, konprensi, observasi dan riset yang dapat
menjadi
informasi dan data penunjang.
2.Analisis Dan
Pengenalan Masalah
Penentuan
penggunaan, penentuan tujuan dan penentuan batasan-batasan yang dapat
menjadi
pedoman untuk mencari solusi sebuah masalah.
3.Pengembangan
Model
Peralatan
pengambilan keputusan antar hubungan model matematik, riset yang dapat
menjadi out
put proses.
4. Memilih
Data Masuk Yang Sesuai
Berupa data
internal dan eksternal, kenyataan, dan dapat dipercaya
5. Perumusan
Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan
Berupa
pengetesan atau percobaan dan pembuktian yang dapat menjadi out put yang
pemecahan yang
membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan
Pemecahan
Dapat berupa
aktifitas perubahan prilaku, pelontaran ide, pelibatan manajemen serta
penjelasan
yang dapat menjadi out put pemahaman manajemen untuk menunjang model operasi
dalam jangka yang lebih panjang.
4.Tipe-tipe masalah dan
pemecahannya
Masalah
merupakan kesenjangan antara das sollen atau teori dengan das sein atau fakta
empiris; antara yang ditetapkan sebagai kebijakan dengan kenyataan implementasi
kebijakan. Dalam masalah terdiri dua jenis masalah, yaitu:
1. Masalah Sederhana (Simple
Problem),
Ciri dari
masalah sederhana adalah, berskala kecil, berdiri sendiri (kurang memiliki
sangkut paut dengan masalah lain), tidak mengandung konsekuensi yang besar,
pemecahannya tidak memerlukan pemikiran luas dan mendalam.Pemecahan masalah
dilakukan secara individual. Teknik yang biasa digunakan, dilakukan atas dasar
intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya
2. Masalah Rumit (Complex
Problem),
Ciri dari
masalah rumit adalah, berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan
erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya
memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
Pemecahan masalah dilakukan
secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya. Jenis
dari masalah ini adalah masalah yang terstruktur (struktur problems) dan
masalah yang tidak terstruktur (unstructured problems).
a. Masalah yang Terstruktur,
Merupakan
masalah yang jelas faktor penyebanya, bersifat rutin dan biasanya timbul
berulang kali sehingga pemecahanya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan
keputusan yang bersifat rutin, repetitif dan dibakukan. Sifat pengambilan
keputusannya adalah. relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan
penyusunan metode, prosedur, atau program tetap.
b. Masalah yang tidak
Terstruktur,
Merupakan penyimpangan dari masalah organisasi
yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan
konsekuensinya, serta tidak repetitif. Sifat pengambilan keputusannya adalah,
relatif lebih sulid dan lebih lama, diperlukan teknik pengambilan keputusan
yang bersifat non-programmed decision-making.
Bagaimana keputusan yang akan dibuat?
Kebijakan umum yang dapat membantu:
· Semakin dekat keputusan dibuat
dengan asal/sumber masalah, semakin baik.
· Biasanya mereka yang berada
paling dekat dengan masalah berada dalam posisi terbaik untuk memutuskan apa
yang akan dikerjakan
Kebijakan mempunyai dua konsekuensi :
· Sedikit mungkin meneruskan
keputusan ketingkat yang lebih atas dalam organisasi
· Sebanyak mungkin meneruskan
keputusan ketingkat yang lebih bawah dalam
organisasi.
5. Gaya pengambilan keputusan
Secara teoritis ada 4 gaya pengambilan keputusan yang biasanya
dilakukan oleh seorang pemimpin. Keempat gaya tersebut adalah:
1. Gaya
Direktif
-Cenderung
bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan
masalah
-Berfokus pada
fakta dan penyelesaian masalah secara lebih cepat
-Cenderung
berfokus jangka pendek
-Gemar
menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, secara umum menggambarkan
kekeuasaan yang otokratik
2. Gaya
Analitik
-Hasil keputusan
didasarkan atas inputan hasil analisis
-Lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif
dibandingkan gaya direktif
-Pengambilan
keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama
-Menggambarkan
pemimpin yang otokratik
3. Gaya
Konseptual
-Memecahkan
masalah dengan pandangan yang luas
-Suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan
-Melibatkan
banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak
menggunakan intuisi dalam peng keputusan
-Berani
mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif
-Ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan
4. Gaya
Perilaku
-Cenderung
bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran pendapat
-Cenderung
menerima saran, sportif dan bersahabat
-Suka informasi yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada
kebahagiaan org lain
-Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika
keputusan tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain
6.
6 Model pengambilan keputusan
a. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana
keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal
sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
b. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana
lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan
yang memuaskan
c. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana
perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas
mengambil keputusan
d. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini
lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
e. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada
sifat kompetitif
f. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang
seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan
situsai dibawah sadar.
g. Model Preskriptif dan
Deskriptif
Fisher
mengemukakan bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
·
Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
Disamping model-model diatas (model linier) terdapat pula model
Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan
reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan
“revisi” dan seterusnya.
7. Pengambilan keputusan
individu dan kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok,
tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual
dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat
sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a)
Sekelompok pimpinan
b)
Sekelompok orang-orang bersama
pimpinannya.
c)
Sekelompok orang yang mempunyai
kedudukan sama dan keputusan kelompok
A.
Keputusan yang dibuat oleh
seseorang
Kebaikannya
antara lain :
1.
Keputusannya cepat ditentukan atau
diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3.
Kalau pimpinan ya ng mengambil
keputusan itu mempunyai kemampuan yang
tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan,
keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya
antara lain :
1.
Bagaimana kepandaian dan kemampuan
pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2.
Keputusan yang terlalu cepat
diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3.
Jika terjadi kesalahan pengambilan
keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
B.
Keputusan yang dibuat oleh
Sekelompok Orang
Kelebihannya
antara lain :
1.
Hasil pemikiran beberapa orang
akan saling melengkapi
2.
Pertimbangannya akan lebih matang
3.
Jika ada kesalahan pada
pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya
antara lain :
1.
Ada kemingkinan terjadi perbedaan
pendapat
2.
Biasanya memakan waktu lama dan
berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3.
Rasa tanggung jawab masing-masing
berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi
kesalahan.
BAB 3
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Dari pembahasan
tersebut bisa disimpulkan perencanaan suatu hal yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan- tujuan di waktu yang akan datang dan dapat
meningkatkan keputusan yang Baik. perencanaan tidak pernah lepas dari kegiatan
kehidupan manusia , karena semua orang mempunyai perencanaan untuk kehidyupan
yang akan datang. Perencanaan diharapkan mendapatkan keberhasilan yang maksimal
yang telah direncanakan sebelumnya.
Perencanaan di bagi kedalam beberapa macam yaitu : proses,
waktu, pengguna, dll. Dan untuk mengetahui bahwa suatu perencanaan itu baik dan
efektif atau tidaknya dapat dilihat dari isi dalam perencanaan tersebut
terdapat 5W+1H, Perencanaan disusun sesuai dengan tujuan perusahaan ,Tepat
sasaran, Logis dan Rasional, Komprehensif, Fleksibel, Komitmen, Realistis.
Masalah mempunyai beberapa macam/ jenis juga. Di setiap
macam masalah terdapat penyelesaian yang berbeda beda pula. Dalam memecahkan
suatu masalah kita harus melakukan beberapa tahapan, yaitu: Observasi, Analisis
Dan Pengenalan Masalah, Pengembangan Model, Memilih Data Masuk Yang Sesuai,
Perumusan Dan Pengetesan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan, Penerapan
Pemecahan. Untuk memecahkan suatu masalah seorang pemimpin pun harus melihat
apakah keputusan ini harus di ambil secara indi vidual atau kelompok . Dan juga
gaya seorang pemimpin untuk mengambil keputusan pun berbeda beda.
2. PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannyadengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
3.
DAFTAR PUSTAKA
- http://arieucihasazuke.blogspot.com/2009/10/hubungan-perencanaan-dengan-fungsi.html
- http://xiaolichen14.wordpress.com/2013/11/24/perencanaan-manfaat-dan-jenis-jenis-perencanaan-dalam-organisasi/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_perencanaan
- http://babayuuu.blogspot.com/2012/11/jenis-keputusan.html
- http://zikriimam.wordpress.com/2009/12/31/tingkatan-manajemen
- http://bonciz.wordpress.com/2011/01/05/proses-pengambilan-keputusan/
- http://dedenur.wordpress.com/2012/10/08/model-proses-pengambilan-keputusan-tipe-tipe-pengambilan-keputusan-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pemecahan-masalah/
- http://ojan-jan.blogspot.com/2012/10/pengambilan-keputusan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar